Tahap yang jadi otak strategis dari seluruh proses desain.
Kalau Tahap 1 adalah tentang mendengar dan memahami klien, maka Tahap 2 adalah tentang meneliti dunia di sekitar brand supaya setiap ide di tahap berikutnya berdiri di atas data dan insight, bukan sekadar intuisi.

Berikut penjelasan lengkapnya 👇

 

Setelah brief dikumpulkan dari klien, desainer perlu menggali lebih dalam:

  • Siapa kompetitor utama?
  • Siapa target pasar sebenarnya?
  • Tren visual apa yang relevan dengan industri café?
  • Nilai unik apa yang dimiliki Kopikita dibanding café lain?

Riset ini bertujuan agar konsep desain nantinya tidak asal keren, tapi strategis dan tepat sasaran.

🔍 Jenis Riset yang Dilakukan

  1. Riset Brand Internal

Fokus: memahami DNA dari brand itu sendiri.
Tanyakan:

  • Apa nilai utama Kopikita?
  • Apa pengalaman yang ingin diberikan ke pelanggan?
  • Jika Kopikita adalah manusia, seperti apa karakternya?

💡 Contoh jawaban dari klien:

“Kami ingin Kopikita jadi tempat di mana orang bisa ngobrol santai, kerja, dan merasa seperti di rumah sendiri.”

➡️ Dari sini, muncul kata kunci: hangat, bersahabat, simpel, dan dekat.

  1. Riset Pasar & Target Audiens

Fokus: siapa calon pelanggan utama café ini.
Gunakan data observasi atau survei kecil (misal lewat Instagram atau Google Form).

Beberapa hal yang perlu digali:

  • Usia rata-rata pengunjung.
  • Kebiasaan mereka (nongkrong sore, WFC, cari spot foto estetik).
  • Gaya hidup (digital, cepat, suka brand autentik).

💡 Contoh insight untuk Kopikita:
Targetnya anak muda usia 20–35 tahun yang suka suasana cozy untuk kerja atau hangout, cenderung suka desain yang estetik tapi tidak terlalu “mahal”.

  1. Riset Kompetitor

Fokus: pelajari café sejenis di area yang sama (Medan, misalnya).
Catat gaya visual, tone komunikasi, dan konsep interior mereka.

Gunakan analisis sederhana seperti:

  • Apa yang mereka lakukan dengan baik?
  • Apa yang bisa Kopikita lakukan dengan lebih baik atau berbeda?

💡 Trick profesional: buat tabel SWOT sederhana (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
Contoh:

Café Kelebihan Kekurangan Peluang untuk Kopikita
Kopi Kenangan Brand besar, kualitas stabil Kurang personal Tonjolkan suasana akrab
Janji Jiwa Visual kuat dan kekinian Generik di beberapa daerah Buat karakter lokal Medan
  1. Riset Tren Visual & Branding

Pantau gaya desain terkini di industri café, terutama di media sosial.
Cek inspirasi di:

  • Pinterest
  • Behance
  • Instagram café modern

💡 Trick: perhatikan bukan hanya warna dan logo, tapi juga tone of voice, gaya foto, dan typografi yang mereka pakai.
Misalnya, tren 2025 menunjukkan arah visual ke “natural tone, organic texture, dan handcrafted feeling” — cocok banget untuk Kopikita yang ingin tampil hangat dan autentik.

  1. Analisis Data & Penarikan Insight

Semua data dari riset di atas lalu disaring untuk menemukan:

  • Pain point pasar: apa kebutuhan audiens yang belum terpenuhi.
  • Gap di pasar: apa yang belum dilakukan kompetitor.
  • Positioning unik: apa yang akan membuat Kopikita diingat.

💡 Contoh hasil analisis:

Kopikita dapat diposisikan sebagai café lokal dengan suasana hangat dan desain natural, tempat ideal untuk berbincang santai dan bekerja, tanpa kehilangan nuansa modern.

🧠 Tips & Trick Profesional

Tips Penjelasan
🎯 Fokus ke insight, bukan data mentah Data tanpa interpretasi tidak akan berarti bagi konsep visual.
📸 Gunakan dokumentasi visual Foto café lain, tangkapan layar, dan elemen desain kompetitor bisa jadi bahan moodboard awal.
👥 Bicara langsung dengan calon pelanggan Tanyakan hal sederhana seperti “Café seperti apa yang bikin kamu betah?”
🗂️ Gunakan tools analisis sederhana Gunakan Google Trends, Pinterest, atau Canva untuk mapping ide visual.
💬 Diskusikan insight dengan klien Kadang persepsi klien dan realita pasar berbeda — diskusikan agar visi tetap selaras.

☕ Studi Kasus: Kopikita Café

Dari hasil riset:

  • Target audiens: anak muda 20–35 tahun, pekerja kreatif, komunitas lokal.
  • Insight utama: mereka mencari tempat “cozy tapi produktif”.
  • Positioning: café lokal dengan desain hangat dan suasana ramah komunitas.
  • Visual trend cocok: warna earth tone, elemen kayu, font modern rounded, pencahayaan hangat.

Hasil dari riset ini jadi dasar kuat untuk Tahap 3 — Ideation & Konsep Kreatif, di mana semua insight mulai diterjemahkan ke bentuk visual yang menggambarkan Kopikita.

📌 Kesimpulan Tahap 2

Riset dan analisis bukan tahap yang membosankan, tapi bagian yang menentukan arah sukses desain.

“Semakin tajam risetmu, semakin kuat dasar desainmu.”

Jadi, tahap riset dan analisis bukan cuma sekadar formalitas—ini adalah pondasi yang membuat desainmu punya arah, makna, dan kekuatan yang membedakan dari karya biasa. Kalau kamu ingin belajar gimana cara menggali insight, membaca tren, dan membuat desain yang strategis layaknya desainer profesional, saatnya kamu gabung di kelas Desain Grafis Webmedia Training Center!

💡 Di sana kamu nggak cuma belajar software, tapi juga thinking process seorang desainer sejati. Yuk, mulai langkahmu jadi desainer keren yang paham data dan visual di Webmedia Training Center